Berita

Cegah Stroke, Hindari Makanan Tinggi Kalori saat Lebaran

Selasa, 11 Mei 2021 - 16:33
Cegah Stroke, Hindari Makanan Tinggi Kalori saat Lebaran ILUSTRASI - Menghindari makanan tinggi kalori. (FOTO: Shutterstock)

TIMES SUBANG, JAKARTAStroke masih menjadi pembunuh dan penyebab kecacatan nomor satu di Indonesia untuk penyakit tidak menular sejak tahun 2014 hingga saat ini. Banyak cara untuk mencegah serangan stroke, salah satunya dengan menjaga pola makan sehat, khususnya saat momen lebaran yang biasanya penuh dengan sajian makanan tinggi kalori.

Terkait hal ini, Dokter spesialis saraf RSUI, Dinda Diafiri menyarankan tidak mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori serta gula berlebihan saat Lebaran. Dinda mencontohkan, opor, rendang, es cendol dan es boba. Semua jenis makanan tersebut bisa memincu terjadinya hipertensi dan stroke.

"Selain hal di tas, sisi lain pemicu stroke dan hipertensi adalah berkurangnya aktivitas fisik saat Lebaran, serta lupa minum obat," kata Dinda seperti dikutip dari Antara.

Oleh karena itu, Dinda, menyarankan jangan abai pada jenis asupan makanan dan minuman berlebihan. Selain itu, jangan lupa dengan aktivitas fisik, serta minum obat secara teratur sesuai dengan petunjuk dokter.

Dina menambahkan, untuk mengenali tanda stroke, Anda bisa berpegang pada slogan Kementerian Kesehatan SeGeRa Ke RS yang merupakan akronim dari Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba; Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.

Kemudian, bicara pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/ tidak mengerti kata-kata/ bicara tidak nyambung; Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh; Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba; Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor/gemetar/sempoyongan).

“Jika mengalami gejala-gejala tersebut, pasien harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan, karena setiap detiknya sangatlah berharga. Stroke memiliki periode emas yaitu 4,5 jam, jika dalam periode emas itu dapat segera ditangani, risiko kematian dan kecacatan stroke dapat diturunkan. Jangan menunda ke rumah sakit dengan harapan gejala akan mengalami perbaikan dengan sendirinya," kata Dinda.

Dinda menuturkan, orang dengan stroke harus segera dibawa ke rumah sakit demi bisa menyelamatkan bagian otak yang belum mengalami kematian sehingga dapat mencegah kematian jaringan yang terlalu luas. Adanya kepercayaan penanganan lain stroke seperti tusuk jarum pada telinga, jari tangan, atau jari kaki saat mengalami gejala stroke, Dinda menegaskan hal ini tidaklah benar.

Stroke terjadi karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak, bukan pada pembuluh darah tepi anggota tubuh lainnya. Melakukan tusuk jarum pada anggota tubuh berisiko infeksi bila jarum tidak steril. Seseorang memiliki gejala stroke harus segera dibawa ke rumah sakit," tutur Dinda. (*)

Pewarta : Tria Adha
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Subang just now

Welcome to TIMES Subang

TIMES Subang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.