TIMES SUBANG, JAKARTA – Seiring meningkatnya kebutuhan akan cara belajar yang efisien, sejumlah penelitian dalam bidang psikologi pendidikan menunjukkan bahwa tidak semua metode belajar memberikan hasil yang sama.

Beberapa teknik terbukti lebih efektif dalam memperkuat ingatan dan pemahaman jangka panjang, melampaui kebiasaan konvensional seperti membaca berulang atau belajar semalam suntuk sebelum ujian.

Metode Belajar Efektif

1. Spaced Repetition (Latihan Terbagi)

Menurut Capeda et al tahun 2006 dalam Psychological Bulletin, spaced repetition atau latihan terbagi menekankan pengulangan materi dalam jeda waktu tertentu, bukan sekaligus.

Teknik ini mampu melawan “kurva lupa” yang diperkenalkan Hermann Ebbinghaus, sehingga informasi lebih mudah disimpan dalam jangka panjang.

Penelitian menunjukkan bahwa retensi belajar dapat meningkat secara signifikan dibanding belajar intensif dalam satu sesi.

2. Retrieval Practice (Active Recall)

Berdasarkan Wall Street Journal tahun 2024, retrieval practice atau active recall mengajak pelajar mengingat kembali informasi tanpa melihat catatan, misalnya melalui kuis, flashcards, atau menjelaskan ulang materi.

Penelitian klasik oleh Roediger & Karpicke di tahun 2006 menunjukkan bahwa peserta yang menggunakan metode ini memiliki tingkat retensi lebih tinggi dibanding mereka yang hanya membaca ulang materi.

3. Interleaved Practice (Latihan Berseling)

Penelitian oleh Rohrer & Taylor pada 2007 di Applied Cognitive Psychology menekankan bahwa interleaved practice, yakni menggabungkan berbagai jenis materi atau soal dalam satu sesi belajar, terbukti memperkuat penguasaan konsep dan memudahkan penerapan pengetahuan pada situasi baru.

Meskipun awalnya terasa lebih sulit, metode ini memberikan keuntungan jangka panjang bagi pemahaman materi.

4. Active Learning (Pembelajaran Aktif)

Meta-analisis yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences tahun 2004 menunjukkan bahwa strategi active learning, seperti diskusi, kuis interaktif, atau simulasi, dapat menurunkan tingkat kegagalan mahasiswa dari 32 persen menjadi 21 persen

Strategi tersebut sekaligus juga meningkatkan performa akademik secara signifikan.

5. Elaborative Interrogation & Dual Coding

Penelitian dalam bidang kognitif mendukung teknik yang menanyakan “mengapa” dan “bagaimana” pada konsep yang dipelajari.

Strategi ini membantu siswa menghubungkan materi baru dengan pengetahuan lama.

Visualisasi melalui diagram atau peta konsep juga memanfaatkan dua jalur kognitif, verbal dan visual, sehingga memori bekerja lebih efektif.

6. Cooperative Learning (Pembelajaran Kolaboratif)

Menurut Educational Psychology Review, cooperative learning atau belajar berkelompok terbukti meningkatkan motivasi, kehadiran, dan pencapaian akademik siswa dibanding belajar secara individual.

Metode ini tidak hanya mendukung prestasi akademik, tetapi juga memperkuat kemampuan bekerja sama dan komunikasi.

7. Pomodoro Technique (Pengaturan Waktu Belajar)

Pomodoro Technique, yang mengatur sesi belajar fokus selama 25 menit diikuti istirahat 5–10 menit, dinilai efektif menjaga konsentrasi dan mencegah kelelahan mental, seperti dicatat oleh penelitian produktivitas modern Cirillo pada tahun 2006.

Teknik ini banyak digunakan oleh pelajar dan profesional untuk mengelola waktu belajar dan bekerja.

Dari berbagai penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas belajar bukan soal durasi, melainkan strategi yang diterapkan.

Kombinasi latihan terbagi, pengujian diri, pencampuran materi, keterlibatan aktif, serta pengaturan waktu terbukti memberikan dampak signifikan pada hasil belajar. (*)